![]() |
KH Mohammad Habibullah Roi (ist) |
Kiai Habib terkenal sebagai sosok pengarang kitab. Karyanya terkenal di mana-mana. Bahkan, pesantren-pesantren di Madura banyak yang menggunakan kitab hasil karangannya. Salah satu karyanya yang familier yaitu, Kitab Tarbiyatu Al-sibyan. Kitab ini berisi pembelajaran tatakrama terhadap orang tua, dalam bergaul, dan bermasyarakat.
Kemudian, kitab Fath al-Jannah wa Washiyyat al-Azwaj. Kitab yang berisi keutamaan mencari ilmu ini rampung penulisannya pada 3 Februari 1987. Beberapa kitab lain hasil karya beliau, di antaranya, Dalil al-Nisa’, Minhaj al-Irsyad, Syarah Mandzumatu al-Risalah, dan masih banyak karangan lainnya.
Pada 1960, Kiai Habib mendirikan Pondok Pesantren Al-Is’af. Nama itu memiliki arti membantu dan menolong. Sejak berdiri hingga sekarang, pesantren ini konsisten menggunakan sistem pembelajaran salafiyah. Yakni, hanya memberikan pelajaran agama Islam dan tidak memasukkan pelajaran ilmu umum.
Ada yang membanggakan dari keberadaan ponpes tersebut. Pesantren ini enggan menerima bantuan dari pemerintah. Baik berupa beasiswa bagi santrinya maupun biaya pembangunan ponpes.
Fadlur Rahman, 30, asisten pribadi Kiai Habib semasa hidup, mengatakan, Kiai Habib selalu mewanti-wanti untuk tidak menerima bantuan dari pemerintah. Beliau juga meminta kepada sanak keturunannya untuk mempertahankan sistem pembelajaran klasik yang dianut sejak puluhan tahun silam itu.
Bahkan, awal mula pendirian pesantren itu, bukan tidak ada pihak pemerintah yang menawarkan bantuan. Tapi, beliau menolak. Pembangunan gedung pesantren murni dari hasil jerih payah Kiai Habib dan sebagian swasembada wali santri.
Fadlur mengatakan, hasil penjualan kitab karya Kiai Habib digunakan untuk membangun pesantren. Sedikit demi sedikit, pesantren itu berkembang pesat dan memiliki ratusan santri. (*)
Tidak ada komentar: