![]() |
Siswa ikut KBM di emperan sekolah. (Foto : maduratimes.com) |
Setelah kondisi enam ruang kelas sudah tidak bisa digunakan lagi, pihak sekolah menyiasati dua ruang kelas di gedung sekolah yang baru. Pada dua kerlas tersebut, diskat-skat menggunakan triplek sehingga siswa lain kelas dapat di bedakan.
Dalam satu ruang kelas, di skat menjadi dua dan ditempati siswa kelas 5 dan kelas 6. Sedangkan, satu ruang kelas lagi, ditempati siswa kelas kelas 3 dan Kelas 4. Sisanya, siswa ditempatkan di emperan ruang kelas.
”Sebenarnya sangat tidak kondusif siswa belajar di pojok emperan sekolah. Tapi, bagaimana lagi, tidak ada ruang kelas lain, sehingga terpaksa ditempati,” ujar Lestari, salah satu ibu guru di sekolah tersebut.
Sementara, Kepala SDN Gayam I, Herman Bastari mengatakan, kondisi sekolah yang ambruk bisa mengurungkan niat orang tua anak didik untuk menyekolahkan anaknya di SDN tersebut. Alasannya, setiap orang tuan khawatir dengan kondisi gedung sekolah yang membahayakan.
”Animo masyarakat untuk memasukkan anaknya sekolah di sini, pasti fikir-fikir. Pasti berfikir berkali-kali. Jangan-jangan anak saya nanti terkena runtuhnya ruang kelas. Nah, orang tua siswa pasti berfikir begitu,” terangnya.
Dikatakan, sebenarnya sudah ada dari pihak Dinas Pendidikan (Dispendik) dan Inspektorat Sumenep, sudah melakukan kunjungan ke sekolah tersebut. Tapi, lanjutnya, hingga kini masih belum mendapatkan perbaikan.
”Kami sudah pernah mengajukan, dan mendapatkan dua ruang kelas tersebut. Tapi, untuk rehabilitasi terhadap ruang kelas yang ambruk masih belum mendapatkan perbaikan,” pungkasnya.
sumber : maduratimes
Tidak ada komentar: